Kantor keuchik Babah Ceupan, Kecamatan Panga, Kabupaten Aceh Jaya.

Meunasah/ masjid yang digunakan oleh masyarakat untuk beribadah di desa Babah Ceupan.

Warga desa Babah Ceupan sangat bergantung pada pertanian, sawah-sawah ini menjadi sumber kehidupan.

Penanaman bibit sawit ini merupakan upaya warga desa untuk meningkatkan perekonomian mereka.

Salah satu upaya warga memasukkan bibit sawit ke dalam polybag.

Gampong Babah Ceupan sebelum terjadinya suatu wilayah Gampong adalah suatu padang rumput dan semak-semak yang dilingkari oleh anak-anak sungai yang bertemu pada suatu muara sehingga nama Gampong ini dinamakan Krueng Inong pada tahun 1943. pada tahun 1950 sekelompok masyarakat membuka lahan dan membuat suatu wilayah dan menamakannya Gampong Babah Ceupan yang Saat itu dipimpin oleh Geuthik atau dengan sebutan Petua Chik, sehingga terbentuk dua Dusun yaitu Dusun Drien Cagee dan Dusun Krueng Inong. Sistim Pemerintahan Gampong Babah Ceupan pada pola Adat/ kebudayaan dan peraturan formal yang sudah bersifat umum sejak zaman dahulu, Pemerintah Gampong dipimpin oleh seorang Geuthik dan dibantu oleh dua orang Wakil Geuthik karena pada saat itu dalam susunan pemerintah Gampong belum ada istilah Kepala Dusun, Kaur dan sebagainya. Wakil Geutjhik pada saat itu juga memiliki peran dan fungsi yang sama seperti halnya Kepala Dusun yang sekarang,